GORONTALO, KOMPAS.TV - Seorang Mahasiswa Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo meninggal dunia setelah mengikuti pendidikan dasar atau Diksar Mapala.
Korban yang kerap disapa Jeksen awalnya mengikuti diksar bersama 7 rekan lainnya di wilayah Kabupaten Bone Bolango selama kurang lebih 4 hari.
Namun, setibanya dari lokasi Diksar, korban mengeluhkan sakit dibagian leher dan meminta agar rekan dan keluarganya menjemput korban di Sekretariat Mapala.
Saat dijemput dan dilarikan ke rumah sakit, keluarga korban mengaku kondisi leher korban sudah membengkak dan memar, hingga harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Bahkan, selama dirawat, korban kesulitan bernafas hingga mengeluarkan cairan darah dari bagian mulut, hidung dan telinga, hingga korban pun meninggal dunia.
Keluarga korban menilai adanya kelalaian dari panitia dan menduga adanya tindak kekerasan saat Diksar.
Pasalnya, sebelum berangkat mengikuti diksar, korban dipastikan dalam kondisi sehat dan baik baik saja.
Kematian korban yang dinilai janggal, membuat keluarga korban resmi menempuh jalur hukum demi mengungkap penyebab meninggalnya korban.
Pada Senin, 22 September 2025 malam, keluarga korban pun mendatangi SPKT Polda Gorontalo guna memastikan laporan yang telah dibuat di Polres Bone Bolango.
Keluarga korban meminta agar polisi dapat mengungkap dan mengusut tuntas atas kematian korban usai mengikuti Diksar Mapala.
Baca Juga Terkini! Begini Kondisi Siswa SMK yang Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis di https://www.kompas.tv/nasional/619227/terkini-begini-kondisi-siswa-smk-yang-keracunan-usai-santap-makan-bergizi-gratis
Sebelumnya, Polres Bone Bolango telah melakukan visum luar terhadap kondisi korban.
Kini, jenazah korban pun telah dipulangkan ke rumah duka di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, menggunakan ambulance dengan waktu tempuh hingga 2 hari.
#mahasiswa
#diksarmapala
#UNG
#gorontalo
#mapala
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/619231/mahasiswa-di-gorontalo-meninggal-usai-diksar-mapala-keluarga-korban-lapor-polisi