BENGKULU, KOMPAS.TV - Polemik dikeluarkannya 72 siswa SMA Negeri 5 Bengkulu diakui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu terjadi karena adanya dugaan maladministrasi hingga data siswa tak terdaftar di Dapodik.
Akibatnya, 72 siswa harus mencari sekolah baru padahal siswa telah mendaftar ulang dan mengikuti pembelajaran selama hampir dua bulan.
Sebanyak 11 siswa SMA Negeri 5 Kota Bengkulu yang dikeluarkan sekolah karena tak masuk dalam Data Pokok Pendidikan mendatangi Ombudsman. Mereka datang didampingi wali murid dan kuasa hukum.
Mereka meminta Ombudsman segera menindaklanjuti laporan maladministrasi agar segera dikeluarkan laporan hasil pemeriksaan.
11 siswa ini termasuk dalam 72 orang siswa yang dikeluarkan pihak sekolah SMA Negeri 5 Bengkulu. Pihak sekolah bilang, data 72 siswa tak ada dalam Dapodik sehingga 72 siswa ini dianggap tak terdaftar dan harus mencari sekolah lain, padahal siswa telah mendaftar ulang dan mengikuti pembelajaran selama hampir dua bulan.
Keputusan ini diprotes salah seorang wali murid. Wali murid menilai SMA 5 Kota Bengkulu menyalahi aturan dengan mengeluarkan murid tanpa surat dari sekolah dan hanya melalui lisan.
Selain itu, sekolah juga dianggap melakukan tindakan diskriminatif karena membuat mental siswa yang dikeluarkan menurun.
Kisruh antara sekolah SMA Negeri 5 Bengkulu dengan wali murid juga disorot Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu. Plt. Kadis Dikbud, Rainer Atu, mengakui adanya maladministrasi di SMA Negeri 5 Bengkulu.
Rainer bilang, hanya sekolah yang mengetahui jumlah kuota dan proses penerimaan siswa baru. Saat ini siswa yang dikeluarkan didistribusikan ke sekolah lain yang masih memiliki daya tampung.
Sebelumnya, SMA Negeri 5 Kota Bengkulu mengeluarkan sebanyak 72 siswa karena tak masuk dalam daftar Dapodik. Dari 72 siswa tersebut, 30 di antaranya sudah mencari sekolah baru, sementara 42 masih belum mendapat sekolah.
#bengkulu #sekolah #siswa
Artikel ini bisa dilihat di :
https://www.kompas.tv/regional/618142/72-siswa-di-bengkulu-dikeluarkan-sekolah-karena-tak-masuk-dapodik-11-siswa-lapor-ke-ombudsman